HPK taruh disini
Jakarta - Kemarin (8/10) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat (+0,51%) ke level 5.761. Sementara investor asing melakukan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp. 900,2 milyar.
Sektor barang konsumsi yang mengalami penguatan terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Sektor barang konsumsi naik (+2,13%) diikuti industri dasar (+0,56%).
Sentimen dari dalam negeri masih berkisar tentang terdepresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dikarenakan dampak dari yield dari surat utang tenor 10 tahun AS meningkat tajam sudah di atas 3,4%. Di tengah tekanan nilai tukar tersebut, rilis data penjualan ritel Indonesia di mana naik dari sebelumnya 2,9% menjadi 6,1% diharapkan menjadi sentimen positif di saat terpuruknya rupiah.
Beralih dari sana, sentimen yang menghangat adalah, Afrika Selatan mungkin akan diminta untuk bertemu dengan IMF apabila hutang meningkat tapi tanpa adanya sumber penerimaan yang baru, sehingga hal ini berpotensi untuk membuat gejolak di pasar emerging market berikutnya, yang dapat menyebabkan melemahnya kembali Rupiah ke depannya.
Bank sentral China juga kembali memangkas jumlah uang yang harus dicadangkan bank, sebagai bagian dari upaya para pembuat kebijakan untuk menopang perekonomian domestik di tengah perang perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), hal inilah yang menyebabkan rupiah mengalami pelemahan. PBOC memangkas cadangan wajib bank untuk keempat kalinya tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan.
Pihak otoritas moneter China tersebut ini mengambil langkah serupa pada April. Kami memprediksi IHSG masih memiliki ruang untuk melemah dengan support dan resistance di level 5.706-5.758.
Sumber :